Pengertian, Sejarah dan Cara Install Debian 8


PENGERTIAN LINUX DEBIAN 

Debian adalah sistem operasi komputer yang tersusun dari paket-paket perangkat lunak yang dirilis sebagai perangkat lunak bebas dan terbuka dengan lisensi mayoritas GNU General Public Licensedan lisensi perangkat lunak bebas lainnya. Debian GNU/Linux memuat perkakas sistem operasi GNU dan kernel Linux merupakan distribusi Linux yang popmuler dan berpengaruh. Debian didistribusikan dengan akses ke repositori dengan ribuan paket perangkat lunak yang siap untuk instalasi dan digunakan.

Debian terkenal dengan sikap tegas pada filosofi dari Unix dan perangkat lunak bebas. Debian dapat digunakan pada beragam perangkat keras, mulai dari komputer jinjing dan desktop hingga telepon dan server. Debian fokus pada kestabilan dan keamanan. Debian banyak digunakan sebagai basis dari banyak distribusi GNU/Linux lainnya.

Sistem operasi Debian merupakan gabungan dari perangkat lunak yang dikembangkan dengan lisensi GNU, dan utamanya menggunakan kernel Linux, sehingga populer dengan nama Debian GNU/Linux. Sistem operasi Debian yang menggunakan kernel Linux merupakan salah satu distro Linux yang populer dengan kestabilannya. Dengan memperhitungkan distro berbasis Debian, seperti Ubuntu, Xubuntu, Knoppix, Mint, dan sebagainya, maka Debian merupakan distro Linux yang paling banyak digunakan di dunia.

SEJARAH LINUX DEBIAN

Debian pertama kali diperkenalkan oleh Ian Murdock, seorang mahasiswa dari Universitas Purdue, Amerika Serikat, pada tanggal 16 Agustus 1993. Nama Debian berasal dari kombinasi nama Ian dengan mantan-kekasihnya Debra Lynn: Deb dan Ian.

Pada awalnya, Ian memulainya dengan memodifikasi distribusi SLS (Softlanding Linux System). Namun, ia tidak puas dengan SLS yang telah dimodifikasi olehnya sehingga ia berpendapat bahwa lebih baik membangun sistem (distribusi Linux) dari nol (Dalam hal ini, Patrick Volkerding juga berusaha memodifikasi SLS. Ia berhasil dan distribusinya dikenal sebagai “Slackware”).

Proyek Debian tumbuh lambat pada awalnya dan merilis versi 0.9x pada tahun 1994 dan 1995. Pengalihan arsitektur ke selain i386 dimulai pada tahun 1995. Versi 1.x dimulai tahun 1996.

Pada tahun 1996, Bruce Perens menggantikan Ian Murdoch sebagai Pemimpin Proyek. Dalam tahun yang sama pengembang debian Ean Schuessler, berinisiatif untuk membentuk Debian Social Contract dan Debian Free Software Guidelines, memberikan standar dasar komitmen untuk pengembangan distribusi debian. Dia juga membentuk organisasi “Software in Public Interest” untuk menaungi debian secara legal dan hukum.

Di akhir tahun 2000, proyek debian melakukan perubahan dalam archive dan managemen rilis. Serta pada tahun yang sama para pengembang memulai konferensi dan workshop tahunan “debconf”.

Di April 8, 2007, Debian GNU/Linux 4.0 dirilis dengan nama kode “Etch”. Rilis versi terbaru Debian, 2009, diberi nama kode “Lenny”. deb adalah perpanjangan dari paket perangkat lunak Debian format dan nama yang paling sering digunakan untuk paket-paket binari seperti itu.

Paket debian adalah standar Unix pada arsip yang mencakup dua gzip, tar bzipped atau lzmaed arsip: salah satu yang memegang kendali informasi dan lain yang berisi data. Program kanonik untuk menangani paket-paket tersebut adalah dpkg, paling sering melalui apt/aptitude.

Beberapa paket Debian inti tersedia sebagai udebs (“mikro deb”), dan biasanya hanya digunakan untuk bootstrap instalasi Linux Debian. Meskipun file tersebut menggunakan ekstensi nama file udeb, mereka mematuhi spesifikasi struktur yang sama seperti biasa deb. Namun, tidak seperti rekan-rekan mereka deb, hanya berisi paket-paket udeb fungsional penting file. Secara khusus, file dokumentasi biasanya dihilangkan. udeb paket tidak dapat diinstal pada sistem Debian standar.

Paket debian juga digunakan dalam distribusi berbasis pada Debian, seperti Ubuntu dan lain-lain. Saat ini telah terdapat puluhan distribusi Linux yang berbasis kepada debian, salah satu yang paling menonjol dan menjadi fenomena adalah Ubuntu.

ALAT DAN BAHAN SEBELUM MELAKUKAN INSTALLASI 

  • PC/Laptop 
  • Virtual Box
  • Iso Debian 8

INSTALL DEBIAN 8

1. Buka VirtualBoxnya lalu pilih [New]
2. Lalu beri nama untuk virtual yang akan kita buat dengan type Linux dan version 64bit, karena saya menggunakan Debian 8 64bit [Next]

3. Tentukan memory yang akan digunakan virtual, disini saya memberikan 1GB atau 1024 MB. Sesuaikan dengan selera masin” lalu [Next]

4. Untuk menu selanjutnya silahkan ikuti gambar dibawah. karena akan panjang kalo di jelaskan semua hehe


5. lokasikan kapasitas hardisk yang akan digunakan mesin virtual, saya memberikan 8GB. Lalu [Create]

6. Setelah selesai, kita sekarang lanjut ke menu setting


7. Lalu ke menu Storage, ikuti langkah” seperti di gambar. Dimenu storage ini kita akan memasukkan file iso debian untuk instalasi nanti.



8. lanjut ke menu Network, settingan untuk server dalam tutorial ini saya menggunakan 2 adapter.

— adapter1 : pilih bridge lalu pilih interface computer/laptop yang mengarah ke internet, tetapi agar tidak mengganggu saat instalasi jadi saya pilih adapter lan saya yang tidak terkoneksi internet.
—- adapter2 : ke internal network agar dapat terhubung ke computer client.



9. setelah selesai kita langsung saja start mesin virtual yang baru kita buat.

10. setalah Debian kita nyalakan akan tampil menu seperti dibawah, dalam tutorial ini saya akan install menggunakan mode text, pilih Install dengan cara tekan [Enter].


11. Pilih Bahasa Inggris tekan [Enter], karena kalo pilih bahasa Indonesia nantinya akan aneh saat kita menggunakan debian yang sudah kita install.


12. Untuk pilihan lokasi pilih Other > Asia > Indonesia. Harap pelan” ya biar gk salah nantinya




13. Di menu Configure Locales pilih United States tekan [Enter].


14. Pilih keyboard American English tekan [Enter].


15. Selanjutnya akan tampil menu pilihan Primary network interface, kita akan menggunakan eth0 sebagai primary interface.


16. Karena adapter eth0 atau adapter bridge kita tidak terkoneksi ke internet maka pada saat request ip address maka akan gagal, jangan khawatir karna kita bisa konfigurasi pada saat instalasi sudah selesai. Pilih Do not configure the network at this time.



17. Untuk settingan hostname saya biarkan default (Debian), karena kita akan konfigurasi hostname setelah instalasi selesai.


18. Masukkan password untuk user root, saya buat simple aja biar mudah ntar hehe.


19. Saya buat user baru dengan nama saya yaitu ismit, ya ismit.



20. Lanjut masukkan password untuk user ismit yang saya buat sebelumnya.


21. Untuk time zone saya pilih central karena saya berada di Kalimantan.


• Nah kita masuk ke bagian terpenting dalam instalasi kali ini, yaitu pembagian partisi hardisk. Seperti gambar di bawah terdapat 4 pilihan yaitu:

• Guided – use enteri disk : seluruh hardisk dipartisi untuk debian

• Guided – use enteri disk and set up LVM : seluruh hardisk dipastisi setup LVM

• Guided – use enteri disk and set up encrypted LVM : seluruh hardisk dipartisi dengan penambahan enkripsi LVM

• Manual : partisi dilakukan secara manual sesuai kebutuhan

22. Karena di sini kita menggunakan hardisk secara praktis maka pilihlah Guided – use entire disk > Next


23. Selanjutnya akan ditampilkan pilihan tentang konfigurasi partisi yang akan dilakukan. Pilihlah jenis hard disk yang akan dipartisi secara manual. Di sini kita pilih [SCSI3 (0,0,0) (sda) – 8,6 GB ATA VBOX HARDDISK], walaupun mungkin pada komputer anda ukuran dan jenis hard disk bisa saja berbeda. Lalu tekan Enter.


24. Selanjutnya kita akan ditanya bagimana skema partisi untuk instalannya. Karena saya juga belum memahami skema partisinya kita Pilih All files in one partition (recommended for new users)


25. Setalah kita yakin dengan pembagian pastisinya pilih Finis partitioning and write changes to disk [Enter] di jendela selanjutnya pilih Yes



26. Selanjutnya sistem meminta untuk men-scan DVD Debian yang lain. Jika ada file ISO DVD2, DVD3, dan seterusnya, silahkan di-mount dari VirtualBox terlebih dahulu. Tujuannya agar tertulis alamat repositori DVD2, DVD3 dan seterusnya pada file list di sistem Debian, sehingga ketika kita hendak menginstalasi paket-paket tambahan lainnya kelak, kita tinggal me-mount-kan DVD yang diminta sistem Debian. Dalam tutorial ini, kita tidak perlu men-scan DVD2, DVD3 dan seterusnya, karena langkah ini dapat dilaksanakan kelak pada saat instalasi paket-paket Debian yang dibutuhkan. Untuk itu pilih saja [No], lalu Enter.


27. Selanjutnya, proses instalasi akan meminta kita apakah akan menginstall paket tambahan melalui jaringan internet (network mirror)? Saya rasa kita tidak perlu menginstall melalui jaringan internet, karena PC kita saat ini tidak terhubung ke internet. Untuk itu pilihlah [No] lalu Enter.


28. Kemudian, proses instalasi meminta kesediaan kita untuk berpartisipasi dalam survey paket Debian. Kita tidak perlu berpartisipasi, maka pilihlah [No], lalu tekan Enter.


29. Selanjutnya kita dihadapkan dengan aplikasi-aplikasi apa saja yang dapat kita install dalam proses instalasi ini, kita pilih Standard system utilities. Untuk menghilangkan tanda * pada paket yang tidak dinginkan gunakan SPASI di keyboard masing”. Lalu [Enter]


30. Tunggu proses instalasi hingga selesai, gak lama kok.

31. Pada jendela berikutnya, proses instalasi meminta untuk menginstall GRUB boot loader pada Master Boot Record. Boot Loader adalah suatu program yang sudah tertanam pada suatu sistem operasi untuk mem-boot atau memanggil sistem operasi yang ada pada hard disk dan media boot lainnya seperti flashdisk. Contoh boad loader pada linux adalah GRUB dan LILO. Biasanya Boot Loader digunakan untuk memilih sistem operasi yang ada pada hard disk, karena pada hard disk tersebut terdapat lebih dari 1 sistem operasi. Di sini kita menggunakan boot loader GRUB, maka pilihlah [Yes] lalu tekan Enter.


32. Lalu pilih hardisk mana yang nanti akan di taruh GRUB loader. Saya pilih /dev/sda lalu [Enter]


33. Setelah selesai akan diinformasikan bahwa proses instalasi telah selesai. Pilih [Continue] lalu [Enter]. Debian akan secara otomatis Reboot.



34. Taraaa Debian 8 telah berhasil kita install, silahkan login menggunakan user root ataupun user yang kita buat dalam proses instalasi.

Sekian penjelasan dari saya, mengenai Linux Debian semoga bermanfaat, sampai ketemu dipostingan berikutnya. 

Komentar

My post

KONFIGURASI SUPERLAB 5 (RIP, REDISTRIBUTE, OSPF, EIGRP)

Konfigurasi Hostname dan Repository pada Debian 8